Wawasan

Jangan Keliru, Ini Perbedaan Antara Skincare Vegan dan Natural!

vegan skincare

Dunia skincare sangatlah luas! Terdapat berbagai jenis produk untuk masalah kulit spesifik dan beragam bahan kandungan skincare yang tersedia. Dari berbagai macam klasifikasi, terdapat 2 yang serupa tapi tak sama yaitu skincare vegan dan natural. Dari istilahnya seperti mirip ya? Ternyata kedua hal ini berbeda loh, Sereni-Trees! Mau tau perbedaannya? Simak artikel ini hingga akhir ya, sekaligus mendapat ilmu lebih jauh tentang kandungan natural dalam suatu skincare!

Berbeda Dari Bahan Kandungan Skincare

Sama-sama berbau alami, tapi mengapa berbeda? Kita bisa menarik benang lurus dari komposisi bahannya. Suatu brand dapat terbilang skincare natural apabila 50% dari kandungannya berasal dari bahan alami serta 10% dari bahan bersertifikasi organik (non-harsh chemical). Lain halnya dengan skincare vegan, jenis perawatan kulit ini juga dari bahan natural tetapi tanpa bahan hewani atau 100% vegan!

Tetapi, kita tidak bisa langsung mempercayai dari “klaim” sebuah brand. Meski berjenis “natural” atau “vegan”, penting untuk kita memeriksa label kandungan agar terhindar dari bahan kimia keras (seperti paraben, phthalates, SLS). Sebab kita perlu ingat, bahan natural TIDAK selalu bebas dari kandungan kimia ya! Psst, tips lainnya untuk membaca label, umumnya kandungan natural akan terletak di bagian atas label dengan bahasa ilmiah/latin sementara kandungan sintetis terletak di bawah.

Catatan penting lainnya, semakin banyak bahan natural pada suatu produk, maka umur dari skincare tersebut tidak akan lama (usia simpan tidak selama skincare berbahan sintetis). Logikanya seperti makanan yang minim pengawet, pasti akan lebih cepat basi daripada yang berpengawet tinggi bukan? Jadi, pastikan juga selain label, perhatikan expiry date di botol produk skincare sebelum membeli!

Penjelasan Tentang Bahan Natural Pada Skincare

Kandungan alami skincare mempunyai makna lebih luas. Tidak serta merta berasal dari alam, bahan natural mempunyai 4 jenis klasifikasi yaitu: 

  • Pure natural ingredients: 100% natural, bahan ini masih mempertahankan bentuk dan struktur komponen. Saat pengolahan tanpa reaksi atau proses kimiawi. Contoh termasuk Olive Oil dan Shea Butter.
  • Natural delivered: Bahan ini telah mengalami reaksi kimia seperti proses fermentasi atau hidrolisis (penambahan emulsifier untuk mengawetkan kandungan alami).
  • Natural identical: Bahan ini mengalami proses pembuatan sintetis di laboratorium. Contoh termasuk Citric Acid. 
  • Natural synthetics identical: Berseberangan dari natural identical, molekul sintetik dibuat mirip dengan bahan kimia alami seperti glycol, namun menggunakan bahan alami seperti ekstrak tebu atau jagung sebagai bahan dasarnya.

Wah, ternyata tidak se-simple itu ya pengertiannya! Sebagai tambahan, sumber bahan natural juga terbagi menjadi 4 golongan yaitu dari tumbuhan, hewan, mineral dan marine. Sebagai konsumen sangat penting untuk kita riset asal bahannya, tetapi jangan lupa bahwa proses pembuatannya tidak kalah penting! Kandungan natural yang paling baik adalah tanpa menghilangkan sifat natural bahan serta tidak membahayakan pengguna dan lingkungan.

Inilah pentingnya memilih bahan natural yang sudah laboratory tested untuk memastikan bahan aman dan tidak berbahaya dari formulasi atau cara pembuatannya. Ini akan membantu para formulator skincare mempelajari sifat bahan natural dan reaksi antar bahan.

Meskipun natural, wajib memiliki standarisasi serta pertanggungjawaban ya! Maka itu kita harus pintar memilih sebelum menggunakan suatu produk atau memilih suatu brand.

Apakah Skincare “Natural” dan “Vegan” Berarti Cruelty Free?

Ini pun sering menjadi persepsi salah di dalam dunia skincare! Skincare berlabel natural atau vegan belum tentu cruelty free ataupun free from animal testing. Saking diverse-nya dunia skincare, muncul label-label dari organisasi terpercaya seperti Leaping Bunny, Ecocert ataupun Vegan Society. Fungsinya adalah sebagai “jaminan” bahwa suatu brand skincare memenuhi klaim mereka. Sertifikasi dan label tersebut tidak mudah loh mendapatkannya, itulah sebabnya sangat dipercayai di dunia skincare!

Cruelty free sendiri artinya suatu brand tidak melakukan “penyiksaan” terhadap binatang saat proses pembuatan produk. Contohnya bisa dari tanpa uji coba terhadap binatang (no animal testing) atau tanpa menggunakan bahan baku hewani.

Dengan penjelasan itu, kita bisa simpulkan bahwa apabila suatu produk skincare berbahan natural atau vegan akan terjamin cruelty free apabila sudah mempunyai label tersebut. Jadi, kita jangan mudah terkecoh dan betul-betul memastikan sebelum membeli suatu produk, sudah sesuaikah dengan kebutuhan dan keinginan kita? Tidak jarang loh kasus brand skincare asal “comot” label tanpa betul-betul bersertifikasi. Tidak ada salahnya berhati-hati, Sereni-Trees!

Serenitree Bodycare, Skincare Natural atau Vegan?

Serenitree sendiri merupakan skincare brand natural yang saat ini berfokus pada rangkaian perawatan tubuh (bodycare). Bingung mau pilih brand lokal natural yang terpercaya? Kita bisa jadi jawabannya! Sudah terverifikasi BPOM, Serenitree sudah memiliki label No animal testing, No harsh chemical, No added fragrance, No paraben, No synthetics coloring, No phthalates, dan No SLS

Selain itu, Serenitree telah menyandang label Clean formulation. Arti label ini berarti semua kandungan yang terdapat pada semua produk dan proses pembuatannya telah teruji aman untuk penggunanya ataupun lingkungan (tidak selalu harus natural, intinya aman). Dengan begitu, ibu hamil, menyusui, hingga orang berkulit sensitif atau memiliki kondisi kulit seperti eksim, dan anak-anak diatas 3/6 tahun aman untuk menggunakan. 

Terakhir dan tidak kalah menarik, produk kita juga berlabel with extract natural ingredient. Ini artinya kandungan natural dalam skincare telah mengalami proses ekstraksi dari sumber-sumber alami seperti tumbuhan atau buah-buahan. Tentu ekstrak natural ini sudah terolah secara khusus untuk mengisolasi senyawa-senyawa aktif yang bermanfaat bagi kulit. 

Bagaimana, terdengar sangat efektif dan aman bukan? Kesimpulannya, sebetulnya memilih skincare tidak selalu harus “organik”, “natural” atau “vegan”. Kembali lagi masing-masing pada kebutuhan, kondisi kulit dan preferensi. Perhatikan dahulu bahan dan proses pembuatannya, bahan natural dan bahan sintetis tidak melulu berbahaya atau baik. Itulah pentingnya kita melakukan patch test atau konsultasikan jenis kulit pada profesionalnya. Jangan sampai gonta-ganti dan sembarangan memilih skincare lalu mengalami efek samping buruk kemudian. Be a smart skincare user, Sereni-Trees! Semoga artikel ini bermanfaat!

Related Posts

Tinggalkan Balasan