Wawasan

Musim Hujan Tiba, Ini 6 Penyakit Kulit Yang Rentan Terjadi!

Hi Sereni-Trees! Sekarang sudah mulai musim hujan nih, berarti curah hujan meningkat secara signifikan beserta dengan kelembaban tinggi dan perubahan suhu. Tentu cuaca seperti ini meski terasa “adem” dapat berdampak pada kesehatan kita loh! Salah satu yang umum adalah penyakit flu. Tetapi jangan salah, penyakit musim hujan lainnya juga ada hubungan dengan kesehatan kulit. Kira-kira apa saja ya penyakit kulit paling umum di musim seperti ini?

Yuk simak penjelasannya sampai akhir!

Mengapa Musim Hujan Rentan Penyakit Kulit?

Pada musim hujan, kelembaban udara cenderung meningkat. Kondisi ini mempengaruhi kulit manusia karena kelembaban dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur pada permukaan kulit. Selain itu, kelembaban tinggi membuat lingkungan menjadi lebih lembab.

Kondisi ini juga menyebabkan kulit menjadi lebih rentan terhadap iritasi. Peningkatan kadar air di udara dapat membuatnya sulit untuk menyerap kelembaban yang berlebihan tersebut. Akibatnya = iritasi dan masalah kulit lainnya.

Sebagai tambahan, pada musim hujan, kita cenderung sering berada di lingkungan yang lebih basah, terutama jika terpapar langsung oleh air hujan atau kelembaban dari udara. Paparan berkepanjangan terhadap air, terutama jika air tersebut terkontaminasi oleh kotoran atau bakteri, dapat meningkatkan risiko penyakit kulit loh! 

Faktor lain yang juga berperan adalah perubahan suhu pada musim hujan. Perubahan suhu yang cepat dari panas ke dingin atau sebaliknya dapat mempengaruhi keseimbangan kulit. Hal ini bisa menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif atau rentan terhadap iritasi dan penyakit kulit lainnya. 

6 Penyakit Kulit Saat Musim Hujan

Sebetulnya masih ada banyak, namun ada 6 jenis penyakit kulit yang sering muncul pada saat musim hujan. Gejala dan penyebabnya pun berbeda jadi pastikan agar kalian mengenal betul dari gejala-gejalanya ya!

  • Kurap: Penyakit ini muncul akibat jamur yang tumbuh di permukaan kulit. Kelembaban tinggi pada musim hujan menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur.

Gejala penyakit kurap antara lain: Timbulnya bercak merah atau kulit yang bersisik, gatal intensitas tinggi di area yang terinfeksi, serta bintik-bintik yang nyeri atau terasa panas.

Saat terkena pastikan untuk tidak menggaruk area gatal dan segera konsultasi ke dokter. Umumnya kita perlu salep anti jamur sebagai penanganan. Untuk pencegahan, cukup mandi secara teratur dan hindari saling tukar alat kebersihan dengan orang lain.

  • Biang Keringat: Siapa bilang biang keringat hanya muncul saat panas? Penyakit ini muncul ketika kelenjar keringat tersumbat. Kelembaban tinggi yang menghambat keluarnya keringat dari kulit!

Gejalanya antara lain: Timbulnya ruam merah dan kecil menyerupai jerawat disertai dengan sensasi gatal menyengat atau terbakar pada area tersebut.

Kita dapat mengatasi penyakit ini dengan salep/obat dengan zinc oxide. Sebagai pencegahan, pastikan agar ruangan memiliki ventilasi baik serta jaga kebersihan dan kelembaban kulit dengan lotion.

  • Kutu Air: Penyakit kutu air muncul karena reaksi alergi terhadap gigitan kutu air pada kulit yang lembab, terutama di area kaki.

Gejalanya berupa: Munculnya gelembung berisi cairan pada kulit dan rasa gatal yang intens.

Cara penanganannya adalah dengan mengoleskan Miconazole atau Clotrimazole. Agar lebih aman, jangan lupa konsultasikan gejala-mu dulu ya! Pastikan juga untuk selalu menjaga kebersihan kaki dan hindari penggunaan alas kaki tertutup terlalu lama!

  • Panu: Panu adalah sejenis pertumbuhan jamur pada kulit akibat tingkat kelembaban tinggi.

Gejala dari panu berupa: Munculnya bercak putih atau kekuningan pada kulit. Tidak jarang juga muncul perasaan gatal dan kemerahan sekitar area terinfeksi.

Beberapa pilihan obat panu yang bisa kita coba adalah Selenium sulfida, Itraconazole atau Ketoconazole. Untuk pencegahan, kita perlu menghindari pakaian terlalu ketat dan keringkan kulit dengan baik terutama sehabis beraktivitas atau mandi.

  • Jerawat: Kulit rentan berjerawat ketika musim hujan sebab peningkatan kelembaban udara dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak pada kulit. Ini menyebabkan pori-pori rentan tersumbat.

Bentuk jerawat beragam, namun satu gejalanya adalah muncul benjolan merah pada kulit.

Cegah dan atasi dengan menggunakan produk non-komedogenik atau khusus kulit berjerawat. Kebersihan juga tetap harus kita jaga ya!

  • Alergi Dingin: Beberapa orang mempunyai alergi terhadap cuaca dingin, apalagi jika perubahan suhu terjadi secara drastis.

Gejala alergi ini menyerupai: Kulit kemerahan dan ruam pada area yang terpapar udara dingin serta gatal ringan/parah (Intensitas tergantung kondisi kulit masing-masing).

Sebagai penanganan, penderita alergi dapat mengkonsumsi jenis obat antihistamin seperti cetirizine, loratadine, atau desloratadine. Pastikan untuk konsultasikan ke dokter, terutama jika gejala memburuk! Kita juga dapat menghindari alergi ini dengan menghindari paparan suhu dingin. 

Itu dia beberapa penyakit kulit di musim hujan yang paling umum! Apakah ada gejala yang sering kalian alami? Berbeda dengan bentuk pencegahan, untuk upaya pengobatan, usahakan untuk selalu mengandalkan tenaga medis dan profesional ya. Jangan sampai gejala semakin parah dan beresiko fatal bagi kesehatan kita!

Perawatan Kulit Saat Musim Hujan

Perubahan suhu dan kelembaban pada musim hujan tentu membuat kita harus mengubah sedikit rutinitas skincare kita! Ini bertujuan agar kulit tetap sehat, hidrasi dan glowing.

Pertama, kulit harus tetap terhidrasi. Cuaca dingin dapat membuat kulit kita kering sehingga kita dapat menjaganya dengan tetap menggunakan lotion sehabis mandi (Produk rekomendasi: Body Lotion Serenitree), perbanyak minum air, dan konsumsi suplemen jika perlu (Khususnya bagi yang berkulit sangat kering). Ini pun harus kita imbangi dengan konsumsi sayur dan buah agar meningkatkan antioksidan di tubuh, sehingga melindungi kulit dari radikal bebas.

Tidak lupa juga dengan kebiasaan eksfoliasi harus tetap jalan untuk menghilangkan kotoran pada pori-pori tersumbat. Pori-pori tersumbat efeknya akan menjadi penyakit kulit jika tidak kita bersihkan loh!

Tips terakhir adalah untuk meminimalisir penggunaan make up. Boleh saja sih menggunakan riasan wajah, tetapi usahakan tidak terlalu tebal. Ini untuk mencegah terjadinya penumpukan pada pori-pori kulit wajah. 

Cukup mudah bukan? Intinya adalah untuk menjaga kebersihan (Menghindari tumbuhnya bakteri & infeksi), hidrasi (Dalam dan luar tubuh), serta meningkatkan imunitas agar tidak rentan terkena penyakit. Let’s stay healthy together, Sereni-Trees!

Related Posts

Tinggalkan Balasan